Jumat, 09 Oktober 2015

The darkness to the Lightness

Suara ombak. Ya suara ombak yang membangunakan saya pagi hari ini. Bukan suara adzan seperti biasanya, karena memang tidak ada masjid disekitar sini. Rasa ngantuk karena waktu tidur yang minim dan rasa dingin dikarenakan angin laut yang berhembus ke darat, semua pupus ketika memandang lepas ke arah pantai.


Gelapnya malam tadi hilang bersamaan dengan terbitnya matahari dari timur. Gelap pekat yang membuat pemandangan laut semalam tidak kelihatan, kini berganti menjadi cerah. Seperti kata ibu kita Kartini “Habis gelap terbitlah terang”.
Ya, sama seperti halnya dalam hidup. Tidak melulu soal kesedihan dan kegelapan. Pasti ada fase dimana terang itu muncul. Terkadang ketika terang sudah muncul pun kita masih mengeluh. Selalu membandingkan apa yang kita punya dengan orang lain.
Bisa jadi sebenarnya hidup orang lain yang kita bandingkan itu lebih sulit dan banyak cobaan. Hanya saja mereka tidak mengeluh. Banyak hal-hal kecil yang kalau kita syukuri dapat membawa kebahagiaan.


Jadi masalahnya bukan gelap ataupun terang. Tapi bagaimana cara pandang kita atas keduanya. Kuncinya adalah bersyukur.